shinjita sono saki e to

setiap kali ku melihat langit sehabis hujan
mengingatkanku saat masih cengeng
aku mengejarnya dengan sangat keras
aku selalu ingin menjadi kuat
kata "terima kasih" itu telah hilang bersama angin
apa aku bisa menjadi kuat?
aku pun belum tahu jawabnya
itulah mengapa kuputuskan untuk maju saja

Blog Contest dan Kesan Yang Ku Dapatkan

       Kesan?  Pada dasarnya setiap usaha, kegiatan, pengalaman atau hal apapun yang dikerjakan sudah pasti meninggalkan jejak kesan dari apa yang telah dilakukan tersebut.  Senang, bangga, tak terlupakan, pengalaman yang bertambah hingga sedih menjadi beragam ekspresi yang terlontarkan ketika kata - kata itu (kesan) di pertanyakan.  Awal sebelum mengikuti kontes blog ini, hanya keraguan - raguan yang menggeruak dari alam bawah sadarku saat itu, pilihan apakah akan mengikutinya atau tidak?  Tetapi hati meneriakkan lain, akhirnya aku mengikuti kontes blog yang diadakan IMM FP UMY ini.

Penyimpangan Mahasiswa Dari Pengaruh Hedonisme

     Prevehito in Altum !  Sebuah latin yang berarti “meluncur maju hingga kedalaman”  di rasa tepat untuk menggambarkan pola hidup di era abad 21 dimana globalisasi menjadi acuan dari ketersediaannya kecanggihan teknologi yang menjadi faktor utama  ikut berubahnya pola hidup di kalangan masyarakat khususnya kalangan muda kaum cendikiawan.  Mahasiswa, cendikiawan yang menyandang gelar calon penerus bangsa, kaum berpendidikan yang menjadi sasaran empuk dari efek negative era globalisasi di tengah hegemoni hedonisme yang telah berkembang pesat, merubah banyak pola pikir, tujuan hingga gaya hidup anak – anak muda khusunya mahasiswa sekarang ini tanpa ada upaya berarti untuk membendung laju prevalensi  dari pengaruh hedonisme tersebut.

Pelanggaran HAM ! Budaya Baru Di Indonesia

       Seiring berakhirnya dentang waktu di akhir detik tahun 2011, Indonesia menatap suramnya wajah  negeri  di tahun 2012 dengan  menyisakan berbagai polemik.   Kasus pelanggaran HAM yang semakin membudaya dan mencoreng wajah pemajuan negeri ini dengan  tingginya relativitas pelanggaran HAM yang terjadi dan mendarah daging menjadi budaya baru di tanah Ibu Pertiwi.  Berbagai masalah dari segi aspek politik, budaya, hukum dan ekonomi yang melanda melatar belakangi timbulnya tindak kekerasan HAM dalam kehidupan bermasyarakat.  Akibatnya, bukan hanya kekerasan secara fisik, namun juga trauma psikis yang mendalam dan menjadi memori pahit yang tidak akan hilang begitu mudahnya seperti menggoreskan penghapus di ‘kotak penyimpan’  si  korban.  Suatu keadaan yang miris dan ironis memang, kebanyakan pelanggaran HAM tak tersentuh jemari petinggi negeri baik itu secara hukum maupun remedi yang berlaku.

Teknologi Untuk Pertanian Berkelanjutan

Berbagai paradigma muncul dan berkembang di khalayak ramai, terlebih masyarakat awam yang mendefinisikan makna dari pertanian dan tanpa di sadari secara tidak langsung semua anggapan itu menguap ke permukaan tanpa ada dasar yang jelas.  Mereka mengemukakan pendapat bahwa pertanian hanyalah pekerjaan yang di pandang sebelah mata, dimana orang – orangnya hanya bekerja di sawah dengan padi dan ladang sebagai santapan sehari – hari mereka.  Jika di telaah lebih mendalam, untuk merubah semua anggapan dan paradigma yang telah mendarah daging tersebut, tidak cukup dengan berkoar – koar meneriakkan bahwa pertanian bukanlah pekerjaan yang hanya sebatas itu,  hanya dengan tindakan dari praktek pemikiranlah yang dapat mengikis semua anggapan tersebut.

Indonesia Dan Berbagai Aliran Menyimpang

Indonesia !  Sebuah negara kepulauan dengan penduduknya mayoritas beragama islam, bahkan Indonesia mendapat julukan sebagai negara dengan pemeluk agama islam terbesar di dunia tetapi, bagaimana dengan orang – orangnya? Apakah sudah menjalankan apa yang islam ajarkan? atau hanya sebuah julukan semata?

page 87-89 of 190

Tanjung Juby tanggal  ...

"Bernis, sahabatku, ini hari pengiriman surat.  Pesawat telah meninggalkan Cisneros.  Dia segera akan singgah di sini dan membawakan beberapa teguran lunak ini untukmu.  Aku sudah banyak memikirkan surat - suratmu dan sang putri tawanan kita.  Dan kemarin, sambil berjalan - jalan di pantai, yang begitu kosong, begitu telanjang, terus menerus dibasuh ombak, aku berpikir bahwa kita begitu mirip dia.